Presiden Republik Afrika Tengah, Francois Bozize. |
Meski demikian, pemberontak Saleka berjanji akan menggelar pemilu dalam tiga tahun seperti tertuang dalam kesepakatan Januari.
Pemimpin koalisi pemberontak Saleka, Micher Djotodia, kepada Radio France Internationale (RFI) mengatakan kelompoknya tetap menghormati perjanjian damai yang diteken bersama rezim Presiden Bozize yang baru saja terguling.
Tokoh oposisi, Nicolas Tiangaye, yang ditunjuk sebagai perdana menteri pemerintahan bersatu yang dibentuk sebagai bagian dari kesepakatan, tetap menduduki jabatannya.
"Saya sudah bertemu Tiangaye. Kami sudah berbicara dengan dia," kata Djotodia.
Pemilihan umum yang bebas dan adil, dijanjikan akan digelar dalam waktu tiga tahun. Selain itu, Djotodia juga tetap mempertahankan sebagian dari para menteri rezim Bozize.
Para pemberontak maju ke ibu kota Bangui, setelah menuding Presiden Bozize melanggar kesepakatan yang telah ditandatangani selama.
Pemberontak masuk ke ibu kota Bangui pada Sabtu dan Minggu . Mereka sempat terlibat baku tembak dengan tentara Afrika Selatan yang ditempatkan di Bangui. Komandan pasukan Afsel, Brigjen Xolani Mabanga kepada kantor berita SAPA mengaku telah jatuh korban akibat bentrokan itu. Namun dia tidak menyebut dengan rinci jumlah korban yang jatuh.
kompas.com
0 comments:
Posting Komentar